Hati-hati dalam melakukan diet.
Pola diet
yang keliru tak hanya membuat Anda sulit mempertahankan penurunan
berat badan jangka panjang. Tetapi juga berisiko menimbulkan gangguan
kesehatan. Ketahuilah mana yang salah, dan lebih jeli dalam
menentukan pilihan pola penurunan berat badan.
1.
Diet Selektif
Ini adalah jenis diet yang hanya
memberikan lampu hijau kepada jenis makanan yang terbatas, serta sama
sekali melarang satu kelompok makanan tertentu, biasanya jenis
makanan berlemak dan bercita rasa manis. “Hati-hati terhadap jenis
diet seperti ini. Pasalnya, sebenarnya kita membutuhkan banyak jenis
zat gizi yang bisa diperoleh dengan cara mengkonsumsi jenis makanan
yang bervariasi,” ujar pakar nutrisi sekaligus juru bicara ADA
(American Diet Association), Andrea Giancoli, MPH, RD.
Kata David Katz, MD, penulis buku The
Flavor Point Diet serta staf pengajar di Fakultas Kedokteran Harvard
University, jenis diet ini tidak bisa dilakukan dalam jangka panjang.
“Memang benar berat badan Anda bisa susut dengan hanya makan sup
kubis. Tetapi, berapa lama Anda tahan hanya makan satu jenis makanan
saja setiap hari? Cepat atau lambat, Anda akan bosan dan kembali
mencari makanan favorit. Akibatnya, berat badan akan kembali
melambung,” ujar Katz.
2.
Diet Detoks
Banyak pakar menyarankan untuk mewaspadai
jenis diet detoks macam Master Cleanse Diet dan The Martha Vineyard
Diet Detox. “Pokoknya, segala jenis diet dengan cara membersihkan
organ dalam tubuh” ujar Pamela Peeke, MD, ketua koresponden di
bidang medis untuk Discovery Health Channel. Menurut Peeke, segala
upaya membersihkan kotoran dari dalam tubuh ini sebenarnya tidak kita
perlukan dan kurang dapat dipertanggungjawabkan secara klinis.
Tubuh sebenarnya telah dilengkapi dengan
“perangkat pembersih” yang berperan menyingkirkan racun. Jadi,
Anda tak perlu lagi melakukan usaha pembersihan ekstra. Kalaupun diet
ini mendatangkan hasil pada awalnya, bisa jadi karena Anda mengurangi
porsi makanan berkalori tinggi dan menggantikannya dengan sayur serta
buah-buahan.
3.
Diet “Ramuan Ajaib”
Ini adalah jenis diet yang menyatakan
bahwa dengan mengonsumsi satu jenis makanan tertentu, entah itu
berupa suplemen, teh hijau, atau cuka apel, Anda bisa mengurangi
berat badan secara drastis. Hingga sejauh ini, tak ada satu ramuan
ajaib pun di dunia ini yang mampu memberikan hasil seperti yang
diimpikan banyak orang tersebut. “Hadapi sajalah, supaya bisa
langsing, Anda memang mesti mengeluarkan keringat dengan berolahraga
dan menahan diri untuk tidak makan berlebihan,” ujar Dr. Peeke.
Makanya, ia menganjurkan Anda untuk berhati-hati sebelum tergiur
mengikuti pola diet yang berpromosi bahwa jenis makanan atau obat
tertentu mampu menyulap tubuh gempal menjadi singset.
4. Puasa Berdalih Diet
4. Puasa Berdalih Diet
Skinny Vegan Diet, Hollywood Diet, dan
Master Cleanse, contoh pola diet yang berpantang makan yang
mengandung kalori. Sebenarnya, berpuasa adalah tradisi spiritual dan
budaya yang sudah dijalankan selama berabad-abad. Hanya saja, puasa
dengan tujuan penurunan berat badan malah bisa berakibat
kontraproduktif.
Ketika mengonsumsi sedikit kalori, tubuh
akan berpikir bahwa Anda sedang lapar, sehingga menyesuaikan ritme
metabolismenya. Sayangnya, pada saat Anda kembali makan secara
normal, metabolisme tubuh tidak menyesuaikan diri lagi. Ditambah lagi
berat badan yang turun ketika puasa adalah kombinasi dari lemak,
cairan, dan otot. Tetapi, ketika berat badan naik lagi, itu biasanya
disebabkan bertambahnya jumlah lemak.
5.
Diet yang Menyalahi Aturan Kesehatan
Contoh diet ini di antaranya mengharuskan
Anda minum air putih selama beberapa hari berturut-turut. Atau justru
diet yang tidak mengizinkan Anda minum banyak air putih, dengan
alasan supaya tubuh tidak bengkak. Begitu pula dengan jenis diet yang
hanya membolehkan Anda minum jeruk nipis untuk meluruhkan lemak. Jika
sejak awal sudah menemukan kejanggalan dalam aturan mainnya, Dr Katz
menyarankan Anda untuk segera berpaling dan mencari pola diet lain
yang lebih masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar