- Diet yang Berulang–ulang Dapat Menyebabkan Penyakit Jantung
Diet ketat pada umumnya memiliki
strategi pemangkasan kalori dengan berpantang pada sejumlah makanan,
terutama karbohidrat, lemak, dan gula. Pada awalnya mungkin Anda
berhasil menurunkan beberapa kilogram berat badan, namun pada
akhirnya Anda akan menjadi begitu lapar sehingga meninggalkan pola
diet itu disertai balas dendam untuk bisa menikmati makanan yang dulu
dianggap musuh.
Akibatnya adalah fenomena yo-yo
diet, yakni Anda akan kembali ke berat tubuh semula, bahkan lebih.
Kalau sudah begini, akan menjadi mubazir semua pantangan makanan yang
sudah berbulan-bulan dijalankan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Kelly Brownell, Ph.D, psikolog dan peneliti masalah obesitas di Yale
University, Amerika Serikat, menemukan bahwa diet yang berulang-ulang
dapat menyebabkan orang terkena penyakit jantung.
Dalam penelitian tersebut diketahui
orang dengan berat badan naik turun mempunyai risiko meninggal karena
penyakit jantung 75% lebih besar daripada orang yang berat badannya
relatif stabil. "Naik turun berat badan di sini adalah yang
cukup besar, bukan hanya dua tiga kilogram," katanya.
Diet yang tidak konsisten juga bisa
menyebabkan tekanan darah tinggi serta redistribusi lemak ke
bagian-bagian tubuh yang mudah rusak, misalnya dari pantat ke perut.
Para ahli telah mengingatkan orang dengan lemak perut berlebihan
lebih mudah terkena penyakit jantung. Ingat, diet berlebihan tidak
ada gunanya. Yang ada gunanya adalah pengurangan berat badan secara
perlahan-lahan dan bertahap melalui perubahan gaya hidup, seperti
pola makan gizi seimbang rendah kalori namun tetap harus mengonsumsi
nutrisi lengkap yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral. Jangan lupa untuk mengimbanginya dengan latihan fisik.
- Pengaruh Diet Terhadap Asma
Dalam jurnal dari American College
of Chest Physicians (ACCP) di bulan Juli, sebuah penelitian
menunjukkan bahwa diet rendah terhadap nutrisi tertentu meningkatkan
kemungkinan munculnya gejala gangguan pernafasan seperti asma
terutama pada kalangan remaja yang merokok.
Para remaja yang katanya melakukan
diet sehat dan seimbang mungkin mengalami kesulitan dalam bernafas.
Lebih jauh lagi, kekurangan nutrisi-nutrisi penting dapat juga
menyebabkan fungsi paru menurun. Seperti penelitian yang lainnya,
dikatakan bahwa asupan antioksidan dan mikronutrisi anti peradangan
berhubungan dengan rendahnya laporan batuk, infeksi pernafasan, dan
gejala asma yang jauh lebih ringan.
Remaja yang menjalani diet rendah
asupan buah, vitamin E dan Asam lemak omega-3 mempunyai resiko yang
lebih tinggi terhadap gejala asma. Dr. Jane Burns dan teman-temannya
dari Harvard School Of Public Health memeriksa hubungan diet rendah
asupan nutrient dengan rendahnya fungsi paru dan gejala pernafasan
pada pelajar dari berbagai komunitas di Amerika Serikat dan Kanada.
Selama satu observasi dari 2112 pelajar yang diberikan kuesioner
tentang diet dan gejala pernafasan serta pertanyaan mengenai
pemakaian obat-obatan, kebiasaan merokok, olahraga, sebelum melakukan
tes fungsi pernafasan.
Dr. Burns menjelaskan kenapa
memfokuskan diri pada remaja karena ini adalah usia yang ideal untuk
melakukan tes fungsi paru dan kebiasaan makan. Hasilnya menunjukkan
sepertiganya mempunyai diet yang dibawah rekomendasi untuk jumlah
asupan buah,sayuran, vitamin A dan E, beta-caroten dan asam lemak
omega-3 dan sebagian besar menunjukkan penurunan fungsi paru dan
memiliki resiko tinggi terhadap asma, bronkitis kronik, apalagi pada
pelajar yang merokok (25%).
Hampir 72% pelajar mengatakan tidak
mengkonsumsi multivitamin suplemen, padahal multivitamin dapat
membantu kita untuk mencapai kadar kebutuhan vitamin yang dianjurkan.
Dengan suplemen vitamin kita dapat mencegah berkembanganya gejala
pernafasan walau asupan asam lemak omega-3 tidak terlalu tinggi.
Dari hasil penelitian ini
menunjukkan pentingnya diet yang seimbang dan sehat dengan
memperhatikan asupan nutrient yang masuk, tidak hanya asal sehat dan
seimbang saja. Penting untuk mengutamakan buah-buahan, sayur-sayuran
dalam diet kita dimana banyak terdapat sumber vitamin. Buah-buahan
akan lebih baik bila dikonsumsi secara utuh (whole fruits)
dibandingkan dengan cara dibuat jus.
Penting juga untuk diperhatikan
bahwa diet dapat berpengaruh terhadap kesehatan pernafasan remaja,
sehingga perlunya orang tua dan guru untuk bersama-sama memonitor dan
menjaga diet sehat pada remaja, apalagi dengan semakin banyaknya
remaja di Indonesia yang bermasalah dengan diet makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar